Home »
9 Negara dengan Jumlah Kasus Virus Corona COVID-19 Menurun
,
bandar bola
,
bandar poker
,
bandar q
,
berita bola
,
berita sport
,
berita terkini
,
info berita
,
info bola
,
info wisata
» 9 Negara dengan Jumlah Kasus Virus Corona COVID-19 Menurun
9 Negara dengan Jumlah Kasus Virus Corona COVID-19 Menurun
Pandemi Virus Corona COVID-19 kian merajalela menginfeksi dunia. Saat ini kasusnya sudah menembus lebih dari 3,2 juta menurut data versi worldometers.info/coronavirus. Data tersebut menyebut Virus Corona COVID-19 telah mempengaruhi 210 negara dan teritori di seluruh dunia dan 2 alat angkut internasional. Per Kamis (30/4/2020), infeksi terbesar terpantau berada di Amerika Serikat yang mencapai 1.064.572 kasus. Mengalahkan China, negara asal wabah Corona jenis baru bermula. Kini Tiongkok tercatat dengan 82.862 kasus.
Ketika China mengalami penurunan kasus infeksi, Amerika justru sebaliknya. Membuat negara itu statis berada di puncak. Angka kematian akibat penyakit COVID-19 di negara pimpinan Donald Trump pun jadi yang tertinggi di dunia. Sementara itu, sejumlah negara dilaporkan mengalami penurunan kasus infeksi Virus SARS-CoV-2. Mengisyaratkan pelonggaran terhadap langkah pembatasan baik lockdown, social atau physical distancing dan beragam cara guna memerangi Virus Corona jenis baru itu. Berikut ini sejumlah negara tersebut, Liputan6.com rangkum dari beragam sumber:
1. Korea Selatan
Korea Selatan berhasil meredam penularan Virus Corona (COVID-19) di tengah masyarakat. Hari ini, tercatat nol penularan lokal (local transmission). Dilaporkan kantor berita Yonhap, Kamis (30/4/2020), ini adalah pertama kalinya tidak ada penularan di kalangan masyarakat Korsel. Yang ada hanya ada kasus impor sebanyak 4 orang. Virus Corona ini pertama kali muncul di negeri itu pada 20 Januari lalu dan Korsel mendapat pujian karena cepat melakukan tes massal. Total kasus di Korsel kini ada 10.765 pasien. Berdasarkan data CDC Korsel, sebanyak 63 persen kasus berada di Daegu, sementara kasus di Seoul dan Busan masing-masing 5,8 persen dan 1,27 persen. Total angka kematian ada 246 pasien. Kasus tertinggi di Korsel menjangkit anak muda usia 20-29 tahun, yaitu 27 persen. Meski begitu, tidak ada pasien berusia di bawah 30 tahun yang meninggal dunia.
2. Vietnam
Republik Sosialis Vietnam mengambil langkah drastis untuk menekan penyebaran Virus Corona (COVID-19). Tak tanggung-tanggung, identitas pasien dibuka secara transparan. Hal itu diceritakan Duta Besar Republik Indonesia di Hanoi, Ibnu Hadi. Ia berkata pemerintah Vietnam bertindak tegas dan all-out dalam meredam penyebaran Virus Corona. Dubes Ibnu Hadi melihat Vietnam mirip Singapura dengan cara mengungkap data perjalanan pasien Virus Corona. Perbedaannya adalah data pribadi turut dibuka kepada masyarakat, dan tempat usaha yang dikunjungi pasien itu mesti tutup dulu. Kita semua tahu di daerah sini ada penderita COVID-19. Jadi kelihatan dan di-list mereka ke mana saja. Jadi kalau dia ke supermarket, supermarketnya tutup. Kalau dia ke karaoke, karaokenya tutup. Kalau ke restoran, restoran ini tutup, ujar Dubes Ibnu Hadi. Saat ini kasus di Vietnam tercatat 270, 219 di antaranya sembuh dan tak ada pasien meninggal.
3. China
China telah melaporkan penurunan keseluruhan infeksi Virus Corona COVID-19 sejak Minggu 15 Maret. Kendati demikian, kekhawatiran masih terus ada lantaran kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai terus bergulat dengan kasus-kasus yang melibatkan pelancong yang terinfeksi dan datang dari luar negeri. Saat ini kasusnya mencapai 82.862, 4,633 di antaranya meninggal. Sementara 77.610 pasien sembuh.
4. Italia
Kasus pasien Virus Corona (COVID-19) di Italia pertama kalinya dilaporkan menurun.
Untuk pertama kalinya, kami melihat sebuah perkembangan positif: jumlah yang positif telah menurun, ujar kepala Perlindungan Sipil Italia Angelo Borrelli seperti dikutip The Local, Selasa (21/4/2020). Saat ini kasus di Italia 203.591, 27.682 di antaranya meninggal. Sementara 71.252 pasien sembuh.
5. Prancis
Prancis, Italia, dan Spanyol sedang bersiap-siap untuk melonggarkan pembatasan akibat Virus Corona COVID-19. Sementara itu, negara-negara lain tengah mengawasi dengan cermat untuk melihat bagaimana beberapa negara pertama dan yang paling terpukul di Eropa dapat dengan aman melonggarkan lockdown. Saat ini kasus di Prancis 166,420, 24.087 di antaranya meninggal. Sementara 48.228 pasien sembuh.
6. Spanyol
Spanyol telah mengumumkan rencana empat fase untuk mengangkat lockdown ketat virus coronavirus dan kembali ke normalitas baru pada akhir Juni. Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan setiap wilayah akan melonggarkan pembatasan dengan kecepatan yang berbeda, tergantung pada tingkat keparahan wabahnya. Saat ini kasus di Spanyol 236,899, 24.275 di antaranya meninggal. Sementara 132.929 pasien sembuh.
7. Taiwan
Taiwan mencatat kasus pertama dari Virus Corona pada 21 Januari, tetapi telah berhasil mempertahankan jumlah kasus yang dikonfirmasi menjadi hanya 329 dengan lima kematian pada 1 April. Negara ini tak masuk dalam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), karena keanggotaan biasanya hanya diberikan kepada negara-negara yang menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa -- yang tidak mengakui Taiwan. Kendati demikian, seperti ditulis Hilton Yip pada 16 Maret, pemerintah segera bertindak segera setelah ada berita tentang penyakit misterius di Wuhan.
Taiwan, yang hanya berjarak 100 mil dari daratan China, mulai memeriksa para pelancong yang datang dari kota pada 31 Desember, membuat sistem untuk melacak mereka yang melakukan karantina mandiri, dan meningkatkan produksi peralatan medis pada Januari. (Taiwan belum melanjutkan ekspor pasokan, termasuk masker wajah bedah.) Saat ini kasus di Taiwan 429, 6 di antaranya meninggal. Sementara 322 pasien sembuh.
9. Rusia
Di Rusia, kehidupan sehari-hari berlanjut seperti biasa hingga pertengahan Maret, ketika para ahli medis mulai mempertanyakan statistik resmi yang menunjukkan tingkat infeksi COVID-19 yang rendah. Pemerintah bergerak cepat untuk menutup perbatasan dan mengumumkan rencana stimulus ekonomi yang besar, tulis Reid Standish dari Foreign Policy. Jika cakupan sebenarnya dari virus terbukti lebih tinggi dari yang ditunjukkan dalam statistik resmi, itu berarti bahwa pemerintah Rusia telah kehilangan kesempatan untuk memperlambat pandemi, tulisnya. Saat ini kasus di Rusia 106.498, 1.073 di antaranya meninggal. Sementara 11.619 pasien sembuh.
No comments:
Post a Comment