SMF Terbitkan EBA Ritel Milenial Tahun Ini


PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF berencana menerbitkan EBA khusus milenial di tahun ini. SMF membidik investor milenial sebanyak-banyaknya. EBA ritel merupakan instrumen efek (surat berharga) yang terdiri dari sekumpulan aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial. Dalam konteks EBA Ritel SMF ini, aset yang menjadi dasarnya (underlying asset) ialah kredit pemilikan rumah (KPR).

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menuturkan, tujuan daripada peluncuran EBA ritel milenial ialah untuk menyasar pasar milenial agar berinvestasi di surat berharga. Kalau punya uang, lebih baik milenial belajar investasi. Jangan cuma jalan-jalan, EBA ritel SMF ini produknya bagus, tenor 1,5 tahun, bunganya 6 persen, tuturnya di Jakarta.

Ananta menambahkan, pihaknya berencana menerbitkan EBA ritel milenial pada akhir Juli 2019.
Kita akan terbitkan eba khusus milenial ini akhir Juli. Sosialisasi pertama sudah di SRO, ini bunga ritelnya sampai 8 persen, bisa beli minimal Rp100 ribu, ujarnya.Sebenarnya sudah lama EBA Ritel ini dari tahun lalu, cuma mungkin sosialisasinya kurang fokus jadi kurang optimal, tambah dia.

Sebelumnya, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menerbitkan Obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) V tahap I Tahun 2019, senilai Rp 2,1 triliun, dan Sukuk Mudharabah berkelanjutan I Tahap I sebesar Rp 100 miliar, dengan rating idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Melalui penerbitan oblligasi kali ini SMF menawarkan tiga seri obligasi, yakni obligasi seri A dengan jumlah pokok sebesar Rp 428 miliar, tingkat bunga tetap sebesar 7,50 persen dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.

Obligasi seri B mempunyai jumlah pokok sebesar Rp 640 miliar, dengan tingkat bunga tetap 8,50 persen berjangka waktu 3 tahun, dan obligasi seri C bernilai pokok Rp 932 miliar, dengan bunga tetap 8,75 persen berjangka waktu 5 tahun. Selain itu, SMF juga menerbitkan Sukuk Mudharabah I Tahap I sebesar Rp 100 miliar berjangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi. Penerbitan ini merupakan bagian dari Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahun 2019.

Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF, Heliantopo mengatakan, bahwa target dana akan dihimpun selama 2 tahun dari PUB V Tahap I yaitu sebesar Rp 19 triliun, sedangkan untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I yaitu sebesar Rp 2 Triliun.Obligasi tersebut telah memenuhi kriteria instrumen bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.36/POJK.05/2016, Tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.1/POJK.05/2016, Tentang Investasi Surat Berharga Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank.

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mencatatkan laba bersih di Semester I-2019 mencapai Rp241 miliar atau naik 9,56 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp220 miliar. Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, Perseroan menargetkan, laba bersih pada tahun ini sebesar Rp453 miliar, yakni naik 3,6 persen dari Rp437 miliar pada tahun 2018.

Sesuai rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2019 target laba bersih Rp453 miliar,tuturnya di Jakarta, Senin (22/7/2019).Adapun total aset SMF sampai dengan Semester I 2019 ini adalah sebesar Rp21,01 triliun, naik 25,13 persen dari posisi yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp16,79 triliun.Lebih lanjut Ananta menjelaskan, untuk memperkuat peran SMF sebagai SMV, Perseroan juga aktif dalam merealisasikan beberapa program diantaranya yaitu program penurunan beban fiskal, program pembiayaan homestay di destinasi wisata, program pembangunan rumah di daerah kumuh, serta pembiayaan perumahan di daerah yang terdampak bencana (Program KPR SMF Paska Bencana).

Adapun sejak Agustus 2018 hingga saat ini, SMF bersama BLU PPDPP telah berhasil merealisasikan penyaluran dana KPR FLPP, kepada 58.132 debitur dengan total penyaluran dana sebesar Rp 1,879 miliar melalui 10 bank penyalur KPR FLPP yang merupakan bagian dari realisasi Program FLPP 2018 sebesar Rp5,896 triliun PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF sepanjang semester I 2019 mampu menyalurkan pinjaman kepada penyalur KPR sebesar Rp 5,33 triliun atau 53,3 persen dari target 2019.

Adapun secara kumulatif total dana yang dialirkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan dari 2006 sampai dengan 30 Juni 2019 mencapai Rp 52,846 triliun. Itu terdiri dari pembiayaan sebesar Rp 42,691 triliun dan sekuritisasi KPR sebesar Rp 10,15 triliun.Dana yang telah dialirkan SMF tersebut telah membiayai 775 ribu debitur KPR yang terdiri dari 76 persen pembiayaan dan 24 persen sekuritisasi.

Seluruh dana yang telah dialirkan, sepanjang semester I 2019 untuk program refinancing SMF telah membiayai kurang lebih 40 ribu debitur KPR yang terbagi atas 53,86 persen wilayah barat, 44,06 persen wilayah tengah dan sisanya sebesar 2,09 persen wilayah timur, tutur Direktur SMFHeliantopo di Kantor SMF, Jakarta.Selama Semester I, BUMN di bawah Kementerian Keuangan ini juga telah merealisasikan penerbitan Surat utang melalui Penawaran Umum Berkelanjutan IV dan MTN. Total obligasi yang diterbitkan sampai dengan bulan Juni Rp 4,861 triliun. Sampai dengan Juni 2019 Perseroan telah menerbitkan 36 kali surat utang.

Penerbitan obligasi PUB IV Tahap VII tersebut SMF merilis tiga seri obligasi, yakni obligasi seri A dengan jumlah pokok sebesar Rp677 miliar, tingkat bunga tetap sebesar 8,000 persen dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi. Obligasi seri B mempunyai jumlah pokok sebesar Rp784,5 miliar, dengan tingkat bunga tetap 8,800 persen berjangka waktu 3 tahun, dan obligasi seri C bernilai pokok Rp425 miliar, dengan bunga tetap 9,250 persen berjangka waktu 5 tahun.

Sedangkan untuk penerbitan MTN VIII sebesar Rp500 miliar berjangka waktu 2 tahun sejak tanggal emisi. Dan PUB IV Tahap VIII merilis dua seri obligasi, yakni obligasi seri A dengan jumlah pokok sebesar Rp522 miliar, tingkat bunga tetap sebesar 7,750 persen dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi dan Obligasi seri B mempunyai jumlah pokok sebesar Rp1 Triliun 989 Miliar, dengan tingkat bunga tetap 8,450 persenberjangka waktu 3 tahun.Adapun penerbitan obligasi tersebut bertujuan untuk mendukung Program Satu Juta Rumah melalui penyaluran pinjaman (refinancing atas KPR). Hal tersebut merupakan bentuk dukungan SMF untuk memperluas akses ketersediaan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.





Share:

No comments:

Post a Comment

Link Banner

Popular Posts

Labels

Blog Archive

Recent Posts