Berat kepala manusia sekitar 4,5 kilogram. Jika kepala sering menunduk untuk bermain gawai, tulang leher akan tegang dan ini dapat meningkatkan tekanan pada otot leher yang menempel di tengkorak. Respons alami yang diberikan tubuh adalah membentuk tulang baru seperti tonjolan yang mungkin dapat mendistribusikan bobot kepala di area lebih besar. Dalam studinya, Shahar dan tim mengamati radiografi 218 orang dengan rentan usia 18-30 tahun. Jumlah responden ini diharapkan dapat memantau seberapa banyak orang yang memiliki pertumbuhan "tanduk". Dalam pemeriksaan tersebut, Shahar dan tim menemukan tonjolan baru pada pangkal leher berukuran 5-10 milimeter dan hal ini dimiliki oleh 41 persen peserta. Studi juga menemukan, peserta yang berusia di bawah 30 tahun lebih mungkin memiliki tonjolan dibanding peserta yang berusia di atas 30 tahun. "Keberadaan tonjolan baru jarang menyebabkan masalah medis, tapi jika merasa bagian leher tidak nyaman coba perbaiki postur tubuh Anda," ujar Shahar. "Bayangkan tonjolan tanduk ini seperti stalaktit dan stalagmit di dinding gua. Jika tidak ada yang menghalangi, mereka akan terus tumbuh," tutup Shahar.
Meski begitu, tidak ada penelitian yang membuktikan main gawai bisa menumbuhkan benjolan di leher. Sebaliknya, pertumbuhan tulang seperti ini adalah hal umum dan normal. Sebuah makalah tahun 2017 yang diterbitkan dalam BMJ mencatat, pertumbuhan oksipital adalah normal, meskipun terkadang menyakitkan dan sering muncul pada remaja karena percepatan pertumbuhan. Tulang ini juga dapat muncul di seluruh tubuh, secara harfiah dari ujung kepala hingga ujung kaki. Para penulis makalah itu tidak terlalu khawatir dengan "tanduk" itu, meski ada efek samping seperti sakit kepala, leher dan punggung. "Jadi, benjolan itu bukan masalah, benjolan itu adalah tanda postur mengerikan yang berkelanjutan, yang dapat diperbaiki dengan cukup sederhana," ujar ahli
No comments:
Post a Comment