Luas area yang bisa ditanami pohon dikurangi lagi dengan area yang sudah ditumbuhi hutan, area yang digunakan sebagai lahan pertanian dan perkotaan. Hasilnya, Bumi bisa dengan mudah menopang 0,9 miliar hektar hutan tambahan tanpa perlu menganggu aktivitas manusia saat ini. Negara-negara yang paling cocok untuk ditanami pohon adalah Rusia (151 juta hektar), Amerika Serikat (103 juta hektar), Kanada (78,4 juta hektar), Australia (58 juta hektar), Brasil (49,7 juta hektar) dan China (40,2 hektar). Menurut kalkulasi para peneliti, hutan seluas 0,9 miliar hektar yang sudah sepenuhnya tumbuh akan bisa menyimpan 205 miliar ton karbon. Jumlah ini setara dengan lima kali jumlah karbon yang dihasilkan secara global pada 2018 atau dua per tiga dari 300 miliar karbon yang telah kita lepaskan ke atmosfer rejak Revolusi Industri.
Selain menyimpan karbon, hutan juga akan bisa meningkatkan biodiversitas, memperbaiki kualitas air dan mengurangi erosi. Crowther mengatakan, kita semua tahu bahwa mengembalikan hutan bisa berperan dalam upaya kita melawan perubahan iklim, tetapi kita tidak tahu seberapa besar dampaknya. “Studi kami dengan jelas menunjukkan bahwa restorasi hutan adalah solusi perubahan iklim terbaik saat ini. Namun kita harus bergerak dengan cepat karena hutan baru butuh waktu berdekade-dekade untuk tumbuh besar dan mencapai potensi mereka yang sebenarnya sebagai penyimpan karbon alami,” ujarnya. Diwawancarai oleh Science, 4 Juli 2019; Crowther berkata bahwa biaya restorasi pohon bisa berbeda-beda. Namun bila setiap pohon membutuhkan biaya 0,30 dollar AS atau sekitar Rp 4.200, maka dibutuhkan sekitar 300 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.216 triliun untuk melakukannya
No comments:
Post a Comment