Perlukah Menemui Psikolog Saat Sakit Kronis Tak Kunjung Sembuh?

Image result for sakit kronisinfo berita - Perlukah menemui psikolog ketika kamu merasakan sakit kronis (rasa nyeri persisten yang berlangsung berbulan-bulan)? Mungkin terdengar aneh, tapi sebenarnya ada kaitan antara rasa sakit yang tak kunjung hilang dengan emosi. Studi menunjukkan, bahwa nyeri kronis dapat mengganggu beberapa bagian otak yang mengontrol emosi dan fitur sensorik rasa sakit. Menurut Harvard Medical School, rasa sakit yang bertahan selama lebih dari enam bulan dapat menyebabkan frustasi, penderitaan, atau kecemasan. Yang membuat nyeri kronis menjadi lebih rumit adalah bahwa emosi negatif juga dapat membuat kondisi fisik seseorang lebih buruk. 

“ Nyeri kronis meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, tapi depresi dan kecemasan juga menjadi prediksi kuat perkembangan nyeri kronis,” kata David Boyce, instruktur anestesiologi di HMS dan Salim Zerriny yang merupakan bagian dari Program Anestesiologi Rumah Sakit Brigham and Women. Kedua ahli itu menyebutkan, bahwa orang dengan fibromialgia –nyeri pada otot yang menyebar -atau sindrom iritasi usus besar umumnya mengalami kombinasi efek emosional dan fisik dari nyeri kronis. "Nyeri, depresi, dan kecemasan berjalan melalui jalur yang sama di sepanjang sistem saraf dan berbagi banyak mekanisme biologis yang sama," kata Boyce dan Zerriny. "Salah satu area di otak yang menerima sinyal rasa sakit - khususnya, wilayah limbik - berbagi banyak pesan yang sama dengan sinyal suasana hati." 

Banyak perawatan psikoterapi tersedia untuk membantu mengelola efek nyeri kronis. Para ahli juga merekomendasikan meditasi dan olahraga untuk mempercepat pemulihan dan mencegah efek lebih lanjut dari kondisi ini. Orang-orang dengan nyeri kronis, umumnya menghadapi sejumlah tantangan yang dapat mencegah mereka melakukan perawatan. Dalam kondisi ini, psikolog dapat membantu mengatasi rasa sakit yang menghancurkan, takut akan rasa sakit, dan trauma. Nyeri kronis dapat membuat orang merasa tak berdaya dan hanya fokus pada efek negatif dari rasa sakit. Sementara itu, semakin banyak memiliki pikiran negatif, semakin memengaruhi fungsi emosional dan sosial. 

Sebagian orang mungkin juga mengembangkan rasa takut terhadap rasa sakit. Hal ini menyebabkan aktivitas fisik atau aktivitas sosial lebih sedikit, karena merasa takut mengalami cedera lain, sehingga terus mengembangkan perilaku menghindari rasa sakit. Seorang psikolog dapat membantu pasien mengubah cara mereka memandang rasa sakit. Penerimaan rasa sakit, telah terbukti sangat efektif untuk mengurangi dampak emosional dari nyeri kronis sejak orang mengembangkan sikap menerima terhadap rasa sakit. Perawatan lain yang juga dapat membantu meningkatkan kondisi adalah terapi perilaku kognitif, mengurangi stres dengan terapi mindfulness dan hipnosis. Para ahli juga merekomendasikan biofeedback, yang mengajarkan pasien untuk mengamati fungsi tubuh mereka seperti detak jantung, ketegangan otot dan suhu kulit, untuk melihat respons mereka terhadap stres.
Share:

No comments:

Post a Comment

Link Banner

Popular Posts

Labels

Blog Archive

Recent Posts