1. Kita menjadi lebih bahagia
Riset 2015 dari Happiness Research Institute Kopenhagen terhadap sekitar 1000 peserta membuktikan, tanpa media sosial manusia merasa lebih bahagia. Setelah satu minggu hidup tanpa Facebook, para peserta justru memiliki tingkat kepuasan hidup yang secara signifikan lebih tinggi. Peserta tidak hanya lebih bahagia, mereka juga merasa lebih antusias dan menikmati hidup.
2. Menemukan jodoh dengan cara kuno
Di zaman serba canggih ini, menemukan teman kencan sangat mudah. Kita bisa memanfaatkan aplikasi kencan online untuk menemukan pasangan impian. Jika berbagai aplikasi tidak pernah ada, kita harus kembali ke cara lama untuk menemukan cinta sejati. Mungkin butuh cara lebih lama untuk mengenal gebetan dan meyakinkan dirinya untuk mau menerima cinta kita. Tapi, proses itu biasanya membuat kita benar-benar mengenal kepribadiannya, bukan apa yang ditampilkan di media sosialnya.
3. Sulit menyuarakan pendapat
Media sosial memudahkan semua orang untuk menyuarakan pendapatnya demi membawa perubahan besar. Menurut laporan HuffPost, kemunculan Facebook telah dimanfaatkan sebagai alat de-sentralisasi. Alhasil, semua orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk turut membangun perubahan. Misalnya, kita bisa dengan mudah menulis petisi dan meminta dukungan banyak orang dengan menggunakan hastag tertentu di media sosial.
4. Cara belajar berbeda
Sebuah studi yang melibatkan hampir 35.000 anak sekolah di Abu Dhabi, yang diterbitkan dalam jurnal Telematics and Informatics pada 2017 menemukan, media sosial sebenarnya membantu anak-anak di lingkungan belajar. Anak-anak bisa berbagi informasi dan ide dengan orang lain dan meningkatkan keterampilan membaca mereka. Di sisi lain, peneliti juga mengatakan media sosial dapat berpengaruh negatif pada anak-anak karena bisa mengalihkan fokus perhatian anak terhadap tugas-tugas sekolah mereka.
5. Susah menemukan pekerjaan yang potensial
Media sosial telah menjadi cara bagi perekrut kerja dan departemen SDM untuk menemukan karyawan potensial. Menurut sebuah studi tahun 2017 yang dilakukan oleh Society for Human Resource Management (SHRM), 84 persen perusahaan menggunakan media sosial untuk merekrut karyawan, dan jumlah itu terus bertambah. Adanya media sosial juga berguna untuk merekrut kandidat secara pasif. Walau tidak berencana pindah kerja, tapi banyak orang memanfaatkan media sosial untuk membangikan resume agar bisa dilihat oleh siapa saja, termasuk pihak perekrut kerja.
6. Gaya hidup konsumtif dan kejahatan berkurang
Media sosial memang bisa menjadi sarana yang bagus untuk promosi produk. Namun, hal ini bisa meningkatkan gaya hidup konsumtif. Selain itu, media sosial juga menjadi "lahan" subur untuk doxxing atau praktik berbasis internet untuk meneliti dan menyiarkan informasi pribadi atau mengidentifikasi tentang individu atau organisasi. Tentunya, hal ini bisa membuat data-data pribadi kita rentan disalah gunakan oleh oknum tak bertanggung jawab.
7. Berpikir sebelum berpendapat
Media sosial memang memberi kesempatan yang sama agar semua orang bisa menyuarakan pendapat. Namun, banyak orang menyembunyikan identitas dirinya di media sosial agar bisa berpendapat tanpa bertanggung jawab. Dengan menyembunyikan identitas, oknum tersebut bisa bersikap kasar, agresif, atau menyebar permusuhan tanpa memikirkan akibatnya. Tanpa media sosial, kita tidak mudah terhasut oleh hal-hal tersebut dan membuat kita berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara.
8. Tidak membandingkan diri dengan orang lain
Salah satu efek negatif adanya media sosial adalah kita mudah membandingkan diri dengan orang lain. Unggahan-unggahan orang lain yang nampak fantastis bisa dengan mudah membuat kita iri dan rendah diri sehingga selalu merasa gagal. Menurut CEO Happiness Research Institute, Meapp Wiking, kemunculan facebook membuat banyak orang memamerkan apa yang ia miliki sehingga menimbulkan iri dan minder bagi orang lain yang melihatnya. Padahal, tidak smeua orang terlihat sempurna di dunia nyata seperti yang mereka tunjukan di dunia maya.
9. Kita mulai membaca koran
Menurut riset 2018 dari Pew Research Center survey, 68 persen orang dewasa di Amerika Serikat mengaku mendapatkan berita dari media sosial. Dengan sekali klik, kita bisa mendapatkan beragam berita terkini. Meskipun menyenangkan untuk tidak harus berkeliling untuk mencari tahu apa yang terjadi di dunia, beberapa informasi di media sosial mungkin tidak akurat.
10. Kita tidak mudah buang-buang waktu
Menurut penelitian yang diterbitkan di Computers in Human Behavior pada tahun 2014, orang yang menggunakan Facebook khususnya — daripada media sosial lainnya — cenderung mengalami depresi. Semakin banyak waktu yang mereka habiskan di jejaring sosial, semakin tinggi kemungkinan mereka mengalami depresi karena merasa waktu mereka terbuang percuma. Tanpa media sosial, produktivitas dan kebahagiaan kita meningkat.
11. Kita memiliki privasi lebih
Informasi pribadi yang kita bagikan di media sosial bisa saja jatuh ke tangan yang salah. Meski kita sudah menjaga privasi dengan sebaik mungkin, ada hal-hal di luar kendali yang bisa terjadi di media sosial.
12. Tak mudah merasa sepi
Pada awalnya, tanpa media sosial kita mungkin akan merasa sepi. Saat sendiri kita bisa menelepon atau mengajak teman untuk mengobrol lewat aplikasi chatting. Tetapi penelitian terbaru yang diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine menemukan, media sosial cenderung meningkatkan perasaan kesepian dan isolasi, terutama di kalangan anak muda.
13. Harga diri meningkat
Unggahan selfi atau postingan yang kita unggah di media sosial bukanlah bentuk kepercayaan diri tetapi sebuah narsisme, yang justru membuat kita merasa rendah diri. Menurut riset terbaru, orang-orang yang memposting dan melihat selfie mengalami penurunan harga diri. Sebaliknya, orang yang jarang melakukan selfi justru memiliki tingkat harga diri yang lebih baik
No comments:
Post a Comment