Kisah Brutalitas di Kamp Eks Simpatisan ISIS di Suriah, WN Indonesia Jadi Korban

Image result for Kisah Brutalitas di Kamp Eks Simpatisan ISIS di Suriah, WN Indonesia Jadi Korban

Seorang perempuan di kamp eks-simpatisan ISIS di Suriah 'kehilangan' putrinya yang masih remaja tahun ini. Ia mengaku, si buah hati (14) tewas akibat celaka karena jatuh tergelincir. Saking parahnya, pertolongan pertama di lokasi kejadian tak mampu menyelamatkan nyawanya.
Namun, visum pada jenazah korban menceritakan kisah yang berbeda. Leher gadis itu patah di tiga tempat, kata dokter, dan dia meninggal dengan mata terbuka, menggigit bibirnya dan berjuang untuk bernafas. Foto-foto dan catatan medis menunjukkan dia telah dipukuli, kemudian dicekik.

Remaja itu, dan ibunya, berasal dari Azerbaijan. Selama beberapa tahun terakhir, mereka hidup di bawah kekhalifahan' ISIS di Suriah.Namun, usai kekalahan teritorial ISIS di Levant (nama kuno Suriah), para simpatisan telah terusir dari wilayah yang dulu dikuasai Daesh. Mereka kini dilaporkan ditahan dalam kamp-kamp pengungsian khusus eks-simpatisan ISIS di al-Hol (al-Hawl), Suriah utara yang dikuasai kelompok paramiliter Kurdi (Syrian Democratic Forces atau SDF) non-pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Namun, kapasitas berlebih, serta bercampurnya orang dengan beragam asal, karakter, dan latar belakang, telah memicu terjadinya 'brutalitas' di antara penghuni, menurut laporan sejumlah badan kemanusiaan dan kelompok-kelompok pemantau aktivitas simpatisan ISIS, seperti dikutip dari The Washington Post, Kamis (5/9/2019).Soal kematian remaja perempuan Azerbaijan itu, laporan menyebut bahwa ia dipukuli oleh oknum sekaligus penghuni, karena mempertimbangkan untuk tak lagi mengenakan niqab, the Post melaporkan.

Seorang perempuan hamil bernama Sodermini (Sudarmini) yang diduga berasal dari Indonesia juga dilaporkan tewas di kamp yang sama --menurut laporan kantor berita Hawar pada Rabu 31 Juli 2019. Menurut Hawar, korban terbunuh oleh teman-teman satu tenda. Setelah pemeriksaan medis, dokter forensik di rumah sakit itu melaporkan bahwa Sodermini (Sudarmini) meninggal dalam kondisi sedang hamil enam bulan, Hawar melaporkan.

Laporan forensik juga menyebutkan bahwa dia dipukuli dan disiksa yang ditandai dengan adanya memar di tubuh, dan Sudarmini dinyatakan meregang nyawa akibat kekerasan. (Baca tanggapan Kemlu RI soal kematian Sodermini di sini) The Post menambahkan laporan tentang kasus itu pada September 2019, menjelaskan bahwa perempuan Indonesia itu dibunuh oleh penghuni kamp setelah terlihat berbicara dengan organisasi media Barat.Itu terjadi di malam hari dan diam-diam, tetapi tidak ada yang memberi tahu siapa yang melakukannya, kata seorang anggota senior departemen intelijen kamp.Mereka takut pada satu sama lain di sini.


Share:

No comments:

Post a Comment

Link Banner

Popular Posts

Labels

Blog Archive

Recent Posts