Home »
bandar bola
,
bandar judi
,
bandar poker
,
berita bola
,
berita fakta
,
berita terikini
,
info berita
,
info teknologi
,
info unik
,
Program Serasi Meningkatan Indeks Pertanaman dan Provitas Padi
» Program Serasi Meningkatan Indeks Pertanaman dan Provitas Padi
Program Serasi Meningkatan Indeks Pertanaman dan Provitas Padi
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan reorientasi komoditas ekspor. Hal ini merupakan salah satu langkah yang tengah dilakukan untuk mendorong kinerja ekspor. Sekarang ini kita reorientasi kembali komoditas ekspor harus lebih spesifik,kata dia, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Lebih lanjut, dia mengatakan dengan reorientasi Indonesia akan menawarkan produk-produk yang tidak dapat diproduksi di negara tujuan. Sebagai contoh dia menggambarkan relasi dagang dengan China. Kita misalnya ke Cina harus sesuatu yang tidak diproduksi oleh mereka, komplementer, buah tropis, sarang burung walet dan berbagai lagi, sawit sudah pasti, batu bara sudah pasti, yang tidak ada di sana, ujar dia.
Enggartiasto mengatakan upaya itu mendapatkan respons positif dari negara tujuan ekspor seperti China. China kata dia, akan membuka pasar untuk produk dari Indonesia, khususnya produk buah-buahan. Tingkatkanlah ekspor mereka karena hasil kunjungan saya ke China, mereka akan membuka aksesnya, mereka akan memberi percepatan dalam proses verifikasi untuk nanas, manggis kita, saya sudah minta juga Mangga, Durian, Alpukat dan sebagainya. Karena itu nggak ada di sana, imbuhnya.
Saat ini yang menjadi saingan Indonesia dalam beberapa komoditas, adalah Vietnam dan Thailand. Namun Indonesia memiliki sejumlah keunggulan, sebagai contoh, produsen sarang walet terbesar di dunia. Saingan kita adalah Vietnam dan Thailand, Manggis itu Thailand itunya berbeda. Sarang burung walet Indonesia terbesar di dunia, saingan beberapa negara, itu pun selundupan dari kita. Satu kg itu Rp 40 juta. Kita 1.700 ton produksi kita, jelas Enggar.
Sekarang ini ekspor (sarang walet) kita 70 ton. Kalau kita bisa tingkatkan saja 10 kali lipat sudah berapa. Sebenarnya itu mengkonversi dari penyelundupan menjadi resmi. Hal-hal ini yang menjadi prioritas, tandasnya Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy melakukan kunjungan kerja ke Lokasi Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) di Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (15/8/2019).
Kedatangan kami untuk melihat lebih dekat progres kegiatan dan pemanfaatan lahan pasca pelaksanaan konstruksi tata kelola air rawa, kata Sarwo Edhy. Sarwo Edhy mengatakan, Program Serasi merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pertanian dalam rangka penyediaan pangan melalui optimalisasi pemanfaatan potensi lahan rawa yang tersedia.
Tahun 2019 prioritas kegiatan ini dilaksanakan di provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Sedangkan untuk tahun 2020 direncanakan akan diperluas pada beberapa provinsi lainnya yang memiliki potensi pengelolaan lahan rawa guna peningkatan Indeks Pertanam (IP) dan Provitas padi, jelas Sarwo Edhy. Purwanto selaku Ketua Gapoktan Kolam Kiri Dalam 1 sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Kementerian Pertanian terhadap Program #Serasi 2019. Hal ini diungkapkan pada areal 300 hektar telah dilakukan perbaikan infrastruktur tata kelola air pada jaringan tersier dan kuarter.
Program Serasi ini benar-benar memberikan manfaat dalam peningkatan produksi di lahan yang kami garap, kata Purwanto. Saat ini sebagian petaninya telah melakukan pertanaman ketiga (IP 300) dengan penggunaan benih unggul varietas Inpara 2. Dimana pada tahun sebelumnya pertanaman hanya dilakukan satu kali (IP 100) dan/atau dua kali (IP 200) karena keterbatasan suplay air dari jaringan sekunder. Prakiraan produksi yang dihasilkan berkisar 4,5-5 ton/ha dari semula hanya 2,5-3 ton/ha.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala, Murniati menyatakan, Program #Serasi sangat membantu Petani di wilayah Barito Kuala, dimana pada saat musim kemarau sangat kekurangan air dan pada musim hujan terjadi kebanjiran. Normalisasi saluran, adanya saluran konektivitas dan penyediaan gorong-gorong telah mengatasi kendala air sehingga Petani dapat melakukan budidaya padi melalui peningkatan IP dan provitas, kata Muniarti.
Disampaikan pula, kendala kekurangan tenaga kerja pada pengelolaan lahan rawa, telah teratasi dengan penyediaan alsintan bantuan Kementerian Pertanian. Namun demikian, sebagai upaya antisipasi percepatan tanam dan pananganan panen di Wilayah Barito Kuala, sangat membutuhkan penyediaan alat olah tanah dan RMU. Keberhasilan pelaksanaan Program Serasi tidak terlepas dari dukungan para penyuluh dan partisipasi TNI AD dalam melakukan pendampingan dan pengawalan baik pada proses pelaksanaan konstruksi tata kelola air maupun introduksi teknologi budidaya.
Syahrian Noor Danramil Kecamatan Barambai (Kodam 1005) mengatakan, adanya kekompakan antar kelompok tani serta kemudahan penerimaan Petani terhadap program baru, merupakan modal keberhasilan percepatan pelaksanaan kegiatan. Demikian juga diungkapkan M Gozali Rahman penyuluh desa setempat, Serasi berdampak terhadap peningkatan Indek Pertananaman dan peningkatan provitas.
Optimalisasi pemanfaatan lahan Serasi, sebagaimana terlihat pada areal sawah disekitarnya, dimana adanya pertanaman jagung atau jeruk serta komoditi hortikultura lainnya pada pematang sawah merupakan pola integrasi pertanaman sebagai sumber penambahan penghasilan bagi petani dari ragam komoditi yang diusahakan.
No comments:
Post a Comment